Apa Itu AI? Mengenal Artificial Intelligence Lebih Dalam

Seberapa sering kamu mendengar orang menyebut istilah artificial intelligence atau AI dalam setahun terakhir?

Berkat viralnya ChatGPT akhir tahun lalu, orang-orang tak bisa berhenti membicarakan teknologi ini. Padahal, AI sudah ada dan berevolusi dari lama, bahkan sebelum komputer modern hadir.

Kalau kamu penasaran dan ingin tahu lebih dalam tentang apa itu artificial intelligence, asal-usulnya, jenis-jenisnya, hingga tantangan dan peluangnya – artikel ini akan memberimu semua jawabannya. 

Simak sampai tuntas, ya!

Apa Itu Artificial Intelligence?

Secara sederhana, Artificial Intelligence (AI) adalah teknologi yang memberdayakan mesin untuk meniru kemampuan berpikir dan bertindak manusia. Bayangkan mesin yang bisa mengerti, belajar, dan bahkan merasa, mirip seperti kita.

Kini, AI bisa kita temui di mana-mana. Sebagian besar pekerjaan berbasis rutinitas telah diotomasi kecerdasan buatan. Hal ini mempengaruhi cara kita bekerja, berkomunikasi, bahkan berbelanja.

Tidak percaya? Jika kamu pernah mendapatkan rekomendasi film di Netflix atau playlist di Spotify, itu adalah salah satu bentuk aplikasi AI dalam kehidupan sehari-hari. 

Atau, jika kamu malas mengetik dan lebih memilih untuk mengucapkan “Ok Google”, “Alexa”, atau “Hi Siri”, ada AI juga di baliknya.

Teknologi "Ok Google" yang mengadopsi AI

Intinya, pengertian artificial intelligence melibatkan serangkaian proses yang memungkinkan mesin untuk melakukan tugas-tugas tertentu tanpa harus diprogram manual.

Nah, mesin AI punya kemampuan untuk belajar dan berkembang. Sub-bidang dari AI ini biasa dikenal sebagai machine learning. Kemampuan tersebut merupakan salah satu dari banyak aspek AI yang membuat teknologi ini begitu menarik dan revolusioner.

Sejarah dan Perkembangan AI

Sejarah dan perkembangan AI

AI telah mengubah paradigma dunia teknologi dengan begitu cepat. Namun, siapa sangka bahwa pada awalnya, ide dibalik AI hanya sekadar konsep untuk menciptakan mesin yang mampu berpikir seperti manusia?

Alan Turing, seorang matematikawan dan ilmuwan komputer visioner dari Inggris, memainkan peran penting dalam perkembangan ini. (Kalau kamu pernah menonton film “The Imitation Game” yang diperankan oleh Benedict Cumberbatch, kamu pasti tahu tokoh ini!)

Film biografi bapak AI, Alan Turing, yang berjudul "Imitation Game"
Film “Imitation Game” yang merupakan biografi dari Alan Turing, Sang Bapak AI

Ia tidak hanya memperkenalkan “Turing Test” pada 1950 yang dirancang untuk menilai kemampuan mesin dalam meniru perilaku manusia, tetapi juga memicu pertanyaan fundamental: “Bisakah mesin berpikir?”

Artikelnya, “Computing Machinery and Intelligence”, menjadi pionir dalam pemikiran tentang AI dan mendefinisikan tujuan utama dari AI: mensimulasikan kecerdasan manusia dalam mesin.

Tak lama setelahnya, pada tahun 1950, Marvin Minsky dan Dean Edmonds dari Harvard menciptakan komputer jaringan saraf pertama yang diberi nama SNARC.

SNARC, komputer jaringan saraf pertama di dunia berbasis Artificial Intelligence
“SNARC”, komputer jaringan saraf pertama di dunia karya para ilmuwan Harvard.

Selanjutnya, hadir kontribusi dari Arthur Samuel. Beliau menciptakan perangkat lunak yang belajar bermain catur secara mandiri pada tahun 1952 dan juga penciptaan istilah “machine learning” saat bekerja di IBM pada tahun 1959. Ini juga menjadi tonggak penting dalam sejarah AI.

Arthur Samuel, penemu komputasi AI dalam permainan catur
Arthur Samuel, tokoh dibalik permainan catur berbasis AI.

Puncak dari perkembangan awal AI terjadi pada 1956, ketika istilah “Artificial Intelligence” resmi diperkenalkan dalam konferensi di Dartmouth College oleh John McCarthy. Konferensi tersebut dikenang sebagai titik lahirnya era AI.

Sejak era Dartmouth dan Samuel, AI telah menjalani berbagai tahapan perkembangan. Revolusi AI bermula dari mesin yang mampu memecahkan masalah matematika kompleks pada tahun 1960-an hingga sistem yang mampu mengenali pola seperti suara dan tulisan tangan di dekade berikutnya.

Meskipun ada masa-masa stagnan yang dikenal sebagai “AI Winter”, kemajuan teknologi – khususnya dalam bidang data dan komputasi – memastikan AI terus berkembang.

Baca juga: Apa Itu Data Science?

AI Winter

Perjalanan AI tidak selalu cerah; ada masa-masa di mana harapan besar terhadap AI harus ditelan kekecewaan.

Salah satu era keraguan pertama dimulai pada 1966 ketika laporan ALPAC menyoroti kegagalan dalam penelitian penerjemahan mesin, yang pada saat itu fokus pada penerjemahan bahasa Rusia dalam konteks Perang Dingin. Akibatnya, banyak proyek yang dibiayai pemerintah AS dibatalkan.

Tidak lama setelah itu, pada tahun 1973, pemerintah Inggris menerbitkan laporan “Lighthill” yang menyoroti kekecewaan dalam riset AI. Hasilnya, terjadi pemotongan anggaran yang membatasi proyek penelitian.

Periode ketidakpastian ini berlangsung hingga tahun 1980 dan dikenal sebagai “AI Winter Pertama”.

Namun, periode ini berakhir dengan diciptakannya R1 (XCON) oleh Digital Equipment Corporations. Model komersial ini dirancang untuk mengkonfigurasi pesanan untuk sistem komputer baru, dan sukses memicu ledakan investasi dalam beberapa tahun berikutnya.

Keberhasilan AI pada tahun 1980-an juga didukung oleh popularitas mesin Lisp. Komputer ini dioptimalkan untuk menjalankan bahasa pemrograman Lisp yang menjadi standar dalam penelitian AI kala itu.

Sayangnya, ledakan investasi ini tidak bertahan lama. Dengan munculnya alternatif yang lebih murah dan kemajuan teknologi komputasi lainnya, pasar untuk mesin Lisp runtuh pada tahun 1987. Ini menjadi tanda dimulainya “AI Winter Kedua”.

Minat perusahaan terhadap sistem ahli merosot drastis. Pemerintah Amerika dan Jepang menarik diri dari proyek penelitian mereka, menyebabkan miliaran dolar terbuang sia-sia.

Sepuluh tahun kemudian, pada 1997, AI menemukan nyawa baru, ditandai dengan sebuah peristiwa besar. Deep Blue, buatan IBM, berhasil mengalahkan juara catur dunia, Gary Kasparov. Untuk pertama kalinya, manusia sukses dikalahkan oleh mesin.

Deep Blue, salah satu inovasi kecerdasan buatan dalam bidang catur yang berhasil mengalahkan juara catur dunia
Inovasi AI “Deep Blue” dari IBM yang berhasil mengalahkan juara catur kelas dunia.

Baca juga: Apa itu Natural Language Processing dalam AI?

Era AI Modern

Dengan kemunculan internet pada 1990-an, dunia teknologi mengalami revolusi yang signifikan. Internet membawa perubahan dalam cara kita mengakses, menyimpan, dan memproses informasi.

Salah satu dampak langsungnya adalah ketersediaan data dalam jumlah besar. AI, yang sangat bergantung pada data untuk pelatihan dan pembelajaran, mendapatkan bahan bakar baru untuk berkembang.

Dengan munculnya teknologi seperti cloud computing dan komputasi terdistribusi, kapasitas untuk mengolah data ikut meningkat pesat. AI memerlukan komputasi intensif, dan dengan adanya infrastruktur baru, proses pelatihan model-model AI menjadi lebih cepat dan efisien.

Era digital juga melahirkan kemajuan dalam algoritma. Dengan data yang lebih banyak dan komputasi yang lebih baik, metode-metode seperti machine learning dan deep learning mulai mendominasi dunia AI. Ini memungkinkan penciptaan model AI yang lebih akurat dan canggih.

Kemajuan teknologi tidak hanya dialami oleh AI. Teknologi lain seperti Internet of Things (IoT), big data, dan teknologi mobile turut terdampak. Rangkaian sistem ini menciptakan ekosistem yang saling melengkapi, di mana AI akhirnya dapat diterapkan dalam aplikasi sehari-hari.

AI kini telah merambah hampir semua sektor industri, dari kesehatan hingga perbankan. Teknologi ini mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia. 

Meskipun sudah banyak kemajuan yang dicapai, AI tetap menjadi bidang yang dinamis dengan banyak potensi yang belum sepenuhnya tergali.

Baca juga: Contoh Algoritma dan Flowchart

Jenis-jenis AI

Seiring perkembangan teknologi, konsep dan pemahaman tentang artificial intelligence terus berevolusi. Jenis-jenisnya pun ikut berkembang. Kita bisa mengelompokkannya berdasarkan kemampuan dan fungsionalitas seperti berikut:

Jenis AI Berdasarkan Kemampuan

Narrow AI (AI Terbatas): Narrow AI adalah AI yang dirancang untuk tugas tertentu. Misalnya, mesin pencarian di internet atau rekomendasi playlist musik di aplikasi favoritmu.

General AI (AI Umum): Sebuah konsep di mana mesin memiliki kemampuan berpikir dan memahami dunia seperti manusia. Mesin dengan General AI dapat belajar dan mengaplikasikan pengetahuannya ke berbagai situasi yang berbeda.

Super AI: Ini adalah tingkatan tertinggi dari AI. Bayangkan mesin yang tidak hanya memahami dunia seperti manusia, tetapi juga memiliki kecerdasan yang melampaui kita. Konsep Super AI memang menarik, tetapi juga menimbulkan berbagai perdebatan etika.

Kalau kamu ingin belajar lebih lanjut soal kecerdasan buatan, yuk ikut Bootcamp AI Bitlabs! Dijamin, ilmunya akan membawamu menjadi AI Specialist yang mentereng di masa depan!

CTA BANNER AI 01

Jenis AI Berdasarkan Fungsionalitas

Reactive Machines: Jenis AI ini merespons situasi berdasarkan aturan yang telah didefinisikan. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengingat atau belajar dari pengalaman sebelumnya. Sebagai contoh, program catur komputer yang merespons setiap gerakan pemain tanpa mempertimbangkan permainan sebelumnya.

Limited Theory: Mesin dengan kemampuan ini dapat belajar dari pengalaman masa lalu untuk merespons situasi saat ini. Sebagai contoh, algoritma yang mengenali email sebagai spam berdasarkan email spam sebelumnya.

Contoh implementasi AI dalam mendeteksi email spam

Theory of Mind: Konsep yang lebih andal, di mana mesin memiliki kemampuan untuk memahami emosi, perasaan, kepercayaan, dan keinginan. Meski ini adalah target dari banyak penelitian, kita belum mencapai tingkat kemampuan ini.

Self-awareness: Bayangkan AI yang tidak hanya memahami dunia di sekitarnya, tetapi juga memiliki kesadaran tentang dirinya sendiri. Ini adalah bentuk AI yang sangat canggih dan, seperti Super AI, membawa banyak perdebatan etika.

Manfaat AI

Yuk kita bahas beberapa manfaat utama yang ditawarkan oleh AI:

1. Efisiensi dan Kecepatan

Dengan kemampuan untuk menganalisis database dalam jumlah besar dengan cepat, AI bisa membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan.

Misalnya, dalam sektor perbankan, AI dapat mendeteksi transaksi mencurigakan dalam hitungan detik, yang sebelumnya mungkin memerlukan hitungan jam atau bahkan hari untuk dianalisis oleh manusia.

2. Personalisasi Pengalaman

Siapa yang tidak suka rekomendasi yang pas dengan selera? Berkat AI, platform seperti Spotify, YouTube, atau Netflix dapat memberimu saran yang sesuai dengan preferensi sehingga terasa semakin personal dan menyenangkan.

3. Mempercepat Pengambilan Keputusan

Dengan analisis data yang canggih, AI bisa membantu mempercepat pengambilan keputusan di berbagai industri. Dari kesehatan hingga keuangan, semua sektor memanfaatkan AI untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat.

4. Otomatisasi

Tugas-tugas rutin dan berulang kini dapat diotomatisasi dengan bantuan AI, memungkinkan manusia untuk fokus pada pekerjaan yang lebih kompleks dan kreatif. Robot pembersih lantai atau chatbots di situs web adalah contoh nyata dari otomatisasi AI.

Chatbot, salah satu bentuk AI

5. Pengurangan Biaya

Dengan otomatisasi dan efisiensi yang ditingkatkan oleh AI, banyak perusahaan yang sukses mengurangi biaya operasional mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan profitabilitas perusahaan, tetapi juga menghemat biaya yang dikeluarkan konsumen.

6. Adaptif

Melalui machine learning, sistem dapat belajar dari data dan pengalaman sebelumnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk terus meningkatkan performa dan adaptasi terhadap situasi baru dari waktu ke waktu.

Tantangan AI

Seiring dengan manfaat yang diberikannya, AI juga datang dengan sejumlah tantangan yang perlu kita hadapi. Tidak hanya dari sisi teknis, tapi juga etika, sosial, dan ekonomi. Yuk kita telusuri beberapa tantangan utamanya:

1. Masalah Etika dan Privasi

Salah satu tantangan utama yang sering muncul adalah bagaimana AI memperlakukan data. Dengan banyaknya informasi pribadi yang diolah, bagaimana kita memastikan bahwa data kita aman dan tidak disalahgunakan? 

2. Bias dan Diskriminasi

AI belajar dari data yang ada. Sayangnya, jika data tersebut memiliki bias, AI juga akan memiliki bias. Ini bisa menyebabkan keputusan yang didasarkan pada stereotip atau prasangka yang dapat merugikan kelompok tertentu dalam masyarakat.

3. Ketergantungan pada Teknologi

Dengan semakin banyaknya tugas yang diotomatisasi oleh AI, terdapat kemungkinan manusia menjadi terlalu bergantung pada teknologi. Apa yang terjadi jika sistem tersebut gagal atau diserang oleh hacker?

4. Pengangguran 

Otomatisasi tugas oleh AI dapat mengakibatkan pengurangan kebutuhan akan tenaga kerja manusia di banyak sektor. Aspek ini masih menjadi topik diskusi yang panas di seluruh dunia. 

5. Tantangan Teknis

Meskipun AI sangat canggih, masih ada banyak masalah teknis yang perlu diatasi. Misalnya, bagaimana kita memastikan bahwa AI dapat berfungsi dengan baik dalam berbagai kondisi dan lingkungan?

6. Dampak Sosial 

Selain melihat dari aspek teknis, kita juga harus mempertimbangkan dampak sosial dari teknologi ini. Bagaimana AI mempengaruhi interaksi sosial kita? Apakah itu berpotensi memperparah kesenjangan sosial atau justru membantu menguranginya?

AI: Ancaman atau Peluang?

Dalam berbagai diskusi tentang artificial intelligence, salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: Apakah AI merupakan ancaman atau peluang?

 Jawabannya tentu tidak sederhana, dan banyak faktor yang perlu dipertimbangkan.

Yuk, kita coba petakan…

Peluang:

  1. Peningkatan produktivitas: Studi dari McKinsey menyebutkan bahwa AI generatif dapat menambah nilai ekonomi global antara US$2.6 triliun hingga US$4.4 triliun per tahun.
  2. Peningkatan kualitas pelayanan: Misalnya, dalam bidang kesehatan, AI dapat membantu dalam diagnosis dini penyakit, meningkatkan akurasi hasil, dan memberikan rekomendasi pengobatan yang lebih tepat.
  3. Efisiensi energi: AI memiliki potensi untuk mengoptimalkan penggunaan energi, mengurangi pemborosan, dan mendukung transisi ke energi terbarukan.

Ancaman:

  1. Kehilangan pekerjaan: World Economic Forum (WEF) memperkirakan bahwa otomatisasi yang didorong oleh kecerdasan buatan dan teknologi lainnya akan menghasilkan perubahan signifikan dalam lanskap pekerjaan global.
  2. Isu etika dan keamanan: Kontrol yang tidak memadai atas AI bisa berujung pada keputusan yang bias atau tidak adil. Ada juga kekhawatiran tentang penggunaan AI dalam senjata otonom.
  3. Ketergantungan: Ketergantungan berlebihan pada AI dapat mengurangi kemampuan manusia untuk berpikir kritis atau membuat keputusan tanpa bantuan mesin.

Banyak ahli berpendapat bahwa pandangan terhadap AI seharusnya tidak didikotomikan.

Dr. Kai-Fu Lee, penulis “AI Superpowers”, menekankan bahwa fokus seharusnya adalah pada bagaimana manusia dan AI dapat bekerja sama untuk mencapai hasil terbaik.

Sementara, Prof. Max Tegmark dari MIT menekankan pentingnya etika dalam pengembangan AI, agar teknologi ini dapat digunakan untuk kebaikan bersama.

Jika kita berhasil mengkonfigurasinya, AI dapat menjadi penemuan terbaik sepanjang masa. Semua hal yang saya sukai sepanjang peradaban manusia merupakan produk dari kecerdasan. Jika kita dapat memperkuat kecerdasan manusia dengan AI untuk menyelesaikan permasalahan terbesar saat ini, umat manusia dapat berkembang dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Professor Max Tegmark dari MIT

Jika dilihat dari berbagai perspektif, AI tentu membawa peluang besar bagi kemajuan peradaban manusia. Namun, kita juga harus kritis dan waspada terhadap potensi risikonya.

Yang paling penting, pendekatan kolaboratif antara manusia dan mesin dapat menjadi kunci untuk memastikan bahwa AI memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

Apa Pendapatmu tentang AI?

Kehadiran AI semakin lumrah di keseharian kita. Dari semua informasi yang telah kita jelajahi, mudah untuk melihat bahwa AI memiliki potensi yang luar biasa untuk mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi.

Tapi ingat, sebagaimana banyak teknologi revolusioner lainnya, AI bukan tanpa sandungan. Penting bagi kita untuk memahami dan merespons tantangan ini dengan bijak. Sikap tersebut adalah kunci untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan cara yang bertanggung jawab dan bermanfaat.

Apakah kamu punya pendapat lain terkait fenomena AI?

Jika kamu yakin AI adalah masa depan, kamu mungkin tertarik untuk bekerja sebagai specialist dalam bidang yang diprediksi akan berkembang paling pesat di beberapa tahun mendatang. Jika kamu ingin menjadi Machine Learning Specialist, asah skill-mu melalui Bootcamp AI Bitlabs!

CTA BANNER AI 02

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Apa itu Turnover Karyawan? Berikut Pengertian dan Penyebabnya!

cara menjadi web developer

Apa itu Web Developer? Berikut Tugas dan Skill Lengkapnya!