Apa itu Turnover Karyawan? Berikut Pengertian dan Penyebabnya!

Turnover karyawan adalah fenomena yang umum terjadi di dunia kerja. Istilah ini merujuk pada jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dan harus digantikan dalam jangka waktu tertentu.

Di artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang apa itu turnover karyawan, mengungkap dampaknya untuk bisnis, dan membahas berbagai strategi dan cara mengatasinya.

Mari kita bahas lebih lanjut!

Apa itu Turnover Karyawan?

Turnover karyawan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses keluar masuknya karyawan di suatu perusahaan selama periode waktu tertentu. Semakin tinggi turnover karyawan, semakin banyak pula karyawan yang keluar masuk perusahan.

ilustrasi karyawan resign karena turnover karyawan
sumber: freepik.com

Untuk mengetahui seberapa tinggi turnover karyawan di perusahaanmu, kamu bisa mengukur rasio turnover. Cara menghitungnya adalah dengan membagi jumlah karyawan keluar dalam periode tertentu dengan rata-rata jumlah karyawan. 

Memahami turnover karyawan adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan organisasi. Sebab, perusahaan jadi bisa mengambil tindakan yang sesuai untuk mengurangi dampak negatif dari turnover karyawan dan memastikan keberlanjutan operasional yang stabil.

Apa Dampak Turnover Karyawan yang Tinggi? 

Tingkat turnover karyawan yang tinggi perlu diwaspadai, karena dapat memberikan dampak buruk bagi perusahaan. Berikut di antaranya:

Meningkatnya Biaya Rekrutmen dan Pelatihan

Perusahaan perlu melakukan rekrutmen untuk menggantikan karyawan yang telah pergi, dan proses rekrutmen melibatkan biaya iklan lowongan, proses seleksi karyawan, dan biaya administrasi lainnya. 

Ketika karyawan baru telah direkrut, perusahaan juga harus mengeluarkan dana untuk melatih mereka agar dapat bekerja dengan baik di posisi baru mereka.

Produktivitas yang Terganggu

Selama periode pergantian, karyawan baru mungkin membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja, sistem, dan tugas yang baru. 

Selama waktu ini, produktivitas mereka kemungkinan lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang telah berpengalaman. Hal ini tentu dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan.

Kehilangan Peran Karyawan Lama

Karyawan yang telah bekerja di perusahaan dalam jangka waktu yang lama biasanya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berharga. 

Ketika mereka pergi, perusahaan kehilangan wawasan dan pengalaman tersebut, yang mana dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah atau berinovasi.

Peningkatan Beban Kerja

Karyawan yang tersisa kemungkinan harus mengambil lebih banyak tugas dan tanggung jawab ketika posisi yang ditinggalkan belum terisi. 

Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan beban kerja, stres, dan kelelahan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas kerja.

Penurunan Tingkat Kepuasan Karyawan

Karyawan yang tersisa bisa jadi merasa ragu dan tidak yakin tentang masa depan mereka di perusahaan jika mereka terus menyaksikan rekan-rekan mereka pergi.

Hal ini tentunya dapat mengurangi tingkat kepuasan karyawan, sebab mereka merasakan ketidakpastian di tempat kerjanya.

Citra Perusahaan Menjadi Negatif

Perusahaan dengan reputasi turnover yang tinggi akan mengalami kesulitan untuk menarik dan mempertahankan karyawan. 

ilustrasi reaksi citra perusahaan turun karena turnover
sumber: pixabay.com

Selain itu, citra perusahaan di mata pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat luas akan menjadi kurang baik. Karena mereka bisa jadi menganggap bisnisnya sedang mengalami ketidakstabilan atau masalah internal.

7 Penyebab Turnover Karyawan yang Paling Umum

Tingkat turnover karyawan yang tinggi bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Setiap perusahaan pun mungkin punya penyebab turnover yang berbeda. Berikut di antaranya:

1. Tidak Puas dengan Gaji dan Benefit

Salah satu penyebab utama tingkat turnover tinggi adalah ketidakpuasan karyawan terhadap gaji dan benefit yang mereka terima. 

Jika karyawan merasa bahwa mereka tidak dibayar sebanding dengan pekerjaan dan kontribusi mereka, mereka akan mencari peluang di tempat lain yang menawarkan kompensasi lebih baik.

2. Kurangnya Peluang Pengembangan Karir

Karyawan yang tidak diberikan peluang untuk mengembangkan karir akan merasa jalan di tempat. Sehingga mereka tidak termotivasi untuk tetap stay di perusahaan. 

Itulah mengapa mereka cenderung mencari perusahaan lain yang menawarkan kesempatan karir yang lebih baik.

3. Tidak Puas dengan Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang tidak sehat, contohnya seperti lingkungan kerja yang berisi konflik di antara rekan kerja atau dengan atasan, tentu dapat menyebabkan stres. 

Jadi, tak heran jika karyawan yang merasa tidak nyaman di lingkungan kerja mereka cenderung lebih memilih untuk meninggalkan perusahaan.

4. Tingkat Beban Kerja yang Tinggi

Beban kerja yang berlebihan, tekanan untuk mencapai target dengan deadline yang terbatas, serta tuntutan kerja yang tidak realistis dapat menyebabkan pekerja stres. 

Biasanya karyawan yang merasa beban kerjanya terlalu berat akan mencari pekerjaan yang lebih menghargai work-life balance.

5. Tidak Cocok dengan Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan yang tidak sesuai dengan nilai dan prinsip para pekerja dapat membuat mereka merasa tidak nyaman atau tidak cocok dengan lingkungan kerjanya. 

Oleh karena itu, kemungkinan mereka akan mencari perusahaan yang memiliki kultur yang lebih sejalan dengan prinsip mereka.

6. Job Desc dan Tugas yang Kurang Jelas

Karyawan yang tidak memahami peran dan tanggung jawab mereka dengan jelas dapat merasa bingung dan tidak yakin dalam pekerjaan mereka. Hal ini tentunya dapat mengurangi tingkat kepuasan kerja mereka.

7. Manajemen yang Bermasalah

Manajer yang bermasalah dapat menjadi penyebab turnover yang cukup signifikan. Karena, tidak jarang karyawan meninggalkan perusahaan karena konflik dengan atasan, perasaannya tidak dihargai, atau karena mengalami miskomunikasi dengan pimpinannya.

7+ Cara Mengurangi Turnover Karyawan

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diambil oleh perusahaan untuk mengurangi tingkat turnover karyawan:

1. Analisis Penyebab Turnover

Langkah pertama adalah melakukan analisis menyeluruh untuk memahami penyebab turnover yang tinggi. 

Dalam hal ini, kamu bisa melakukan survei karyawan, wawancara, dan evaluasi data internal untuk mengidentifikasi penyebab utama karyawan tidak betah bertahan di perusahaan.

2. Perbaiki Proses Rekrutmen dan Seleksi

Kamu perlu memastikan bahwa proses rekrutmen dan seleksi karyawan berjalan secara efektif. Karena proses ini  dapat membantu mengurangi turnover. 

Mengapa demikian? Karena dengan proses rekrutmen yang tepat, kandidat yang direkrut kemungkinan besar akan cocok dengan kebutuhan dan budaya perusahaan. Sehingga mereka lebih mungkin bertahan dalam jangka panjang.

3. Adakan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Kamu bisa berinvestasi pada program pelatihan dan pengembangan karyawan. Dengan begitu, para karyawan akan semakin berkembang dan memiliki peluang karir di dalam perusahaan. 

Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan engagement karyawan dan memotivasi mereka untuk tetap stay di perusahaan.

4. Pastikan Komunikasi Internal Berjalan dengan Baik

Komunikasi yang baik adalah kunci untuk mengatasi tingkat turnover yang tinggi. Pastikan bahwa komunikasi internal yang terjalin antara manajemen dan karyawan berjalan secara efektif. 

Proses komunikasinya yang efektif contohnya seperti pemberian feedback yang konstruktif antara pekerja dan perusahaan, serta penyampaian visi perusahaan secara berkala.

5. Perhatikan Work-Life Balance Pekerja

Dengan memberikan fleksibilitas dalam jam kerja, menerapkan remote working, atau memberikan kebijakan cuti yang baik, perusahaan bisa meningkatkan kepuasan karyawan sekaligus mengurangi tingkat turnover.

6. Adakan Program Kesejahteraan Karyawan

Program kesejahteraan karyawan, seperti akses ke layanan kesehatan mental dapat membantu karyawan merasa dihargai dan merasa lebih baik secara keseluruhan.

Hal ini penting, terutama untuk mencegah permasalahan psikologis yang muncul di pekerjaan. Contohnya seperti burnout, depresi, dan semacamnya.

7. Berikan Gaji dan Kompensasi yang Layak

Pastikan bahwa gaji dan benefit yang karyawan dapatkan sesuai dengan standar industri dan pasar kerja lokal. 

Untuk itu, kamu bisa melakukan peninjauan dan peningkatan gaji, pemberian bonus, atau insentif lainnya. Tapi sebelum melakukan ini, pastikan perusahaan punya fondasi keuangan yang kuat.

8. Buatlah Rencana Suksesi

Rencana suksesi yang baik dapat membantu menjaga keberlanjutan bisnis dan mengurangi dampak turnover yang tinggi. Oleh karena itu, pastikan ada kandidat internal yang siap mengisi posisi penting jika diperlukan.

Dengan melakukan ini, kamu juga tidak perlu repot-repot mencari calon pekerja eksternal apabila ada posisi yang mendadak kosong. 

Baca juga: Apa itu Performance Appraisal?

Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan

Untuk menghitung tingkat turnover karyawan, kamu perlu menghitung rasio turnover. Rasio ini dapat membantu perusahaan memahami seberapa sering karyawan masuk dan keluar perusahaan.

Sebelum menghitung rasio turnover, ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan terlebih dahulu:

  1. Tentukan Periode Waktu – Tentukan  periode waktu yang akan Anda gunakan untuk menghitung rasio turnover. Biasanya, periode ini dapat berupa bulan, kuartal, atau tahun.
  2. Hitung Jumlah Karyawan di Awal Periode – Pada awal periode yang Anda pilih, catat jumlah total karyawan yang bekerja di perusahaan. 
  3. Hitung Jumlah Karyawan di Akhir Periode – Pada akhir periode yang sama, catat jumlah total karyawan yang masih bekerja di perusahaan. 
  4. Hitung Jumlah Karyawan yang Keluar Selama Periode – Selanjutnya, hitung jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan selama periode waktu yang Anda tentukan. Ini mencakup karyawan yang mengundurkan diri, pensiun, dipecat, atau meninggal selama periode tersebut.

Setelah mengetahui keempat komponen tersebut, kamu bisa menghitung rasio turnover dengan menggunakan rumus berikut:

Rasio Turnover = (Jumlah Karyawan yang Keluar Selama Periode / ((Jumlah Karyawan di Awal Periode + Jumlah Karyawan di Akhir Periode) / 2))) × 100

Setelah menghitung rasio turnover, Anda dapat menginterpretasikan hasilnya:

  • Jika rasio turnover rendah (misalnya, di bawah 10%), ini menunjukkan bahwa perusahaan bisa mempertahankan karyawan dengan baik.
  • Jika rasio turnover sedang (biasanya antara 10% hingga 20%), ini adalah tingkat turnover yang wajar dan bisa diterima oleh sebagian besar perusahaan.
  • Jika rasio turnover tinggi (di atas 20%), ini adalah tanda bahwa ada masalah yang perlu diatasi di manajemen sumber daya manusia perusahaan.

Kesimpulan

Turnover karyawan adalah proses pergantian anggota tim dalam sebuah perusahaan. Proses inii mencakup karyawan yang pergi dan karyawan baru yang direkrut untuk mengisi posisi kosong.

Untuk mengatasi tingkat turnover karyawan yang tinggi, perusahaaan perlu melakukan berbagai tindakan preventif, seperti analisis penyebab turnover, perbaikan dalam proses rekrutmen dan pelatihan, hingga memperbaiki manajemen sumber daya manusia perusahaan.

Dengan memahami dampak turnover karyawan serta mengambil tindakan yang sesuai, perusahaan bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih stabil, produktif, dan menarik bagi calon karyawan potensial.

Nah, apabila kamu ingin mempelajari bidang human resource secara lebih mendalam, yuk ikuti terus artikel-artikel di blog Bitlabs!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Manpower Planning: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

Apa Itu AI? Mengenal Artificial Intelligence Lebih Dalam