Apa itu Skala Nominal? Berikut Karakteristik dan Contohnya!

Jika kamu ingin mendalami ilmu data, kamu harus paham berbagai jenis skala pengukuran. Di antara jenis skala yang bisa kamu pelajari, skala nominal adalah salah satu yang paling penting.

Walaupun skala nominal merupakan salah satu jenis skala pengukuran yang paling sederhana, tapi banyak peneliti yang menggunakannya saat melakukan analisis data.

Di artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang apa itu skala nominal, karakteristiknya, hingga berbagai contohnya di dunia nyata. Yuk simak sampai akhir!

Apa itu Skala Nominal?

Skala nominal adalah skala pengukuran yang digunakan untuk mengelompokkan jenis data menjadi kategori yang berbeda. Dengan kata lain, skala ini hanya berfungsi untuk mengklasifikasikan data dan tidak bisa dimanfaatkan untuk mengukur atau menghitung data.

ilustrasi menganalisis skala nominal di laptop

Tidak seperti jenis skala pengukuran lain (seperti skala ordinal, skala interval, atau skala rasio), skala nominal tidak memperhatikan urutan atau nilai numerik yang melekat pada datanya.

Jadi, tiap kategori tidak dapat dibedakan berdasarkan angka, melainkan atributnya. Contohnya seperti status pernikahan (Lajang, menikah, atau cerai), jenis kelamin (Laki-laki atau perempuan), dan pekerjaan (Wiraswasta atau karyawan).

Berikut adalah beberapa manfaat skala nominal untuk peneliti:

  1. Mengelompokkan data – Skala nominal memungkinkan peneliti untuk menyortir dan menganalisis data berdasarkan kategorinya.
  2. Membandingkan kategori – Peneliti dapat memanfaatkan skala nominal untuk membandingkan data antar kategori. Dengan begitu, hubungan dan tren di antara kategori bisa lebih mudah ditemukan.
  3. Menemukan data baru – Peneliti bisa lebih mencari data baru dengan lebih mudah berkat adanya kategori dan label yang jelas.

Karakteristik Skala Nominal

Berikut adalah beberapa karakteristik unik yang dimiliki oleh skala nominal:

  • Data bersifat kualitatif – Skala nominal berkaitan dengan data kualitatif. Sebab, variabel kualitatif terdiri dari kelompok atau kategori yang berbeda. Contohnya seperti etnis (Caucasian, Afrika-Amerika, Asia), atau warna mata (biru, cokelat, hijau). 
  • Labelnya unik – Di skala nominal, setiap kategori memiliki label atau nama yang unik. Fungsinya agar peneliti bisa membedakan kategori yang berbeda. Labelnya pun harus jelas, tidak ambigu, dan mewakili karakteristik kategori dengan akurat. Contohnya seperti “Herbivora”, “Omnivora”, atau “Karnivora”.
  • Tidak memiliki urutan – Setiap kategori harus dianggap berbeda satu sama lain, tanpa adanya hirarki atau hubungan numerik. Itulah mengapa ranking dan pangkat tidak termasuk ke dalam skala pengukuran nominal.
  • Setiap data setara: Semua kategori memiliki bobot yang sama. Misalnya, pada variabel warna kulit (putih, cokelat, hitam), tidak ada kelebihan atau kekurangan yang ada pada warna kulit tertentu.
  • Analisis Statistik Terbatas: Peneliti tidak bisa mengukur rata-rata atau median yang bergantung pada nilai numerik. Namun, peneliti dapat menggunakan teknik seperti analisis frekuensi, tabulasi silang, uji chi-square, atau mode untuk mendapatkan wawasan dan mengeksplorasi hubungan antara kategori-kategori yang berbeda.

Baca juga: Apa itu Data Analytics?

10 Contoh Skala Nominal

Nah, sekarang kamu sudah tahu banyak hal tentang skala nominal. Tapi apa saja sih contoh skala nominal di luar sana? Berikut daftarnya:

  1. Jenis Kelamin: Pria, Wanita. Dalam skala ini, individu dapat dikategorikan berdasarkan jenis kelaminnya.
  2. Agama: Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu. Skala ini digunakan untuk mengkategorikan individu berdasarkan agama yang dianutnya.
  3. Warna Mata: Biru, Cokelat, Hijau, Abu-abu. Variabel ini digunakan untuk mengklasifikasikan individu berdasarkan warna matanya.
  4. Status Pekerjaan: Pekerja, Pengangguran, Mahasiswa, Wiraswasta. Dalam skala ini, individu dikategorikan berdasarkan status pekerjaan mereka saat ini.
  5. Kategori Produk: Makanan, Minuman, Pakaian, Elektronik, Kosmetik. Variabel ini mengklasifikasikan produk berdasarkan jenisnya.
  6. Kategori Kota: Ibukota, Kota Metropolitan, Kota Kecil, Desa. Dalam contoh ini, tiap wilayah dikategorikan berdasarkan ukuran dan statusnya.
  7. Pendidikan: SD, SMP, SMA, Sarjana, Magister, Doktor. Skala ini digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat pendidikan individu.
  8. Jenis Kendaraan: Mobil, Motor, Sepeda, Kereta Api. Variabel ini mengelompokkan kendaraan berdasarkan jenisnya.
  9. Status Pernikahan: Menikah, Belum Menikah, Bercerai, Janda/Duda. Dalam skala ini, tiap individu dikategorikan berdasarkan status pernikahan mereka.
  10. Kategori Usia: Anak-anak, Remaja, Dewasa, Lansia. Variabel ini mengelompokkan individu berdasarkan kelompok usianya.

Seperti yang kamu lihat, tiap contoh skala nominal di atas punya karakteristik yang sama. Semuanya bersifat kualitatif dan tidak dapat diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya. Selain itu, tiap kategori juga bisa dibedakan dengan label yang jelas dan tidak ambigu.

Kesimpulan

Skala nominal adalah jenis skala pengukuran yang penting untuk mengkategorikan data menjadi kelompok yang berbeda-beda. Skala ini memungkinkan peneliti untuk mengorganisir dan mengklasifikasikan data secara simple dan efisien.

Selain skala nominal, masih ada skala pengukuran lainnya yang dapat membantumu memahami dan menganalisis data dengan cara yang sistematis. Dengan memahami jenis skala yang tepat, kita juga dapat menggambarkan data dengan lebih akurat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

motivasi kerja saat interview

12 Contoh Jawaban Motivasi Kerja saat Interview

contoh cv fresh graduate

10 Contoh CV Fresh Graduate Tanpa Pengalaman Kerja